Jumat, 19 September 2008

Hubungan Keluarga Di Jepang 1


Saya sering bertanya kepada beberapa orang Jepang baik laki laki maupun wanita yang sudah dewasa tentunya , tentang manakah yang yang lebih penting apakah pekerjaan/penelitian/karier dengan keluarga ? Rata rata mereka menjawab yang menjadi nomor satu atau yang terpenting adalah pekerjaan setelah itu baru keluarga. Memang setelah hampir tahun ke 7, saya tinggal di Jepang banyak sekali contoh dalam kehidupan orang jepang yang lebih mementingkan pekerjaan di banding dengan keluarga.

Saya tuliskan beberapa contoh berikut ini:

Dalam pemerintahan Jepang termasuk dalam Kabinet pemerintahan perdana mentri Abe yang sekarang maupun sebelumnya, hampir tidak terlihat ibu negara atau para istri pendamping para mentri yang menyertai para suami dalam kegiatan resmi kenegaraan ataupun acara santai seperti halnya para pejabat Indonesia yang hampir selalu menyertakan istri sebagai pendamping baik dalam acara resmi apalagi dalam acara santai seperti pesta ,dan kunjungan kerja ke luar negeri atau kedaerah para istri sering menyertai bapak pejabat. Di jepang hal seperti ini sepertinya tabu atau paling anti para suami membawa keluarga dalam acara santai seperti pesta atau kunjungan kerja apalagi dalam acara resmi , para pejabat Jepang tidak pernah didampingi oleh para istri dan keluarganya. Hal ini pun nampak juga dalan masyarakat jepang dimana para suami tidak pernah di dampingi atau membawa istri ke kantor / perusahaan atau dalam acara resmi yang berhubungan dengan pekerjaan. Inilah salah satu bukti bahwa peranan keluarga dalam hal ini istri dan anak , di nomor duakan oleh kaum lelaki atau para suami di Jepang.

Salah seorang teman jepang yang sudah sering ke Indonesia mengatakan bahwa salah satu penyebab banyaknya KKN dinegara negara Asian termasuk Indonesia adalah karena kebiasaan para pejabat negara negara Asian yang selalu membawa keluarga dalam pekerjaan, campur tangan serta pengaruh keluarga di Indonesia sangat kuat, dia memberi contoh pemerintahan Soekarno dan Soeharto di Indonesia atau Pemerintahan Marcos di Phiilipina yang mana presiden selalu di sertai ibu Negara dalam kegiatan pemerintahannya .

Contoh yang lain adalah pada saat mengungkap alasan tidak masuk kerja, orang jepang tidak pernah menggunakan kepentingan keluarga dijadikan alasan untuk mendapat izin tidak masuk kerja atau sekolah seperti anak atau istri sakit, ada keluarga yang meninggal atau lain sebagainya, bahkan ketika sedang bekerja dia di minta pulang karena ada keluarga yang sakit mendadak atau mau meninggalpun sepertinya orang jepang agak susah meminta izin keluar kantor kepada atasannya.

Hal ini berbeda dengan orang Indonesia yang sering memakai kepentingan keluarga untuk meminta izin absent dari pekerjaaan atau sekolah, disamping situasi masyarakat di Indonesia yang memang mempunyai rasa kekeluargaan yang kuat.

Dari pihak istripun ternyata banyak wanita atau para istri jepang yang tidak mau atau tidak suka mencampuri urusan suami dalam pekerjaannya bahkan seperti nya takut menaggangu pekerjaan atau karier suami , sebagai contoh misalnya pada saat suami pulang lebih awal dari biasanya , ( rata rata orang jepang bekerja mulai jam 08.00 sampai jam 18.00 dan mereka biasa pulang diatas pukul 21,00 karena ada kebiasaan minum minum atau bergaul dengan teman sekantor ) si istri akan merasa aneh bahkan khawatir dengan kedatangan suami lebih awal di rumah apakah si suami ada masalah di kantor atau si suami tidak bisa bergaul dengan teman teman sekantornya dan lain sebagainya. Disamping para istri Jepang merasa kerepotan dengan kehadiran suami dirumah maka istri harus menyediakan/ memasak secepatnya dan melayani suami lebih cepat dari biasanya, ini terlihat dari kesan atau penerimaan kurang baik istri dari pasangan suami istri bekerja tomobataraki 共働き. Sebaliknya para istri di Indonesia akan sangat senang dan gembira sekali apabila suami lebih cepat pulang, karena disamping bisa membantu pekerjaan rumah seperti masak atau menjaga anak anak juga para istri di Indonesia akan merasa aman dan tentram dengan kehadiran suami di malam hari.

Dari contoh contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa peranan keluarga atau hubungan keluarga di Jepang tidak seerat hubungan keluarga di Indonesia, Keluarga bagi orang Jepang adalah nomor dua setelah pekerjaan, sedangkan di Indonesia keluarga adalah yang terpenting dibanding pekerjaan.


Tidak ada komentar: